THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES

Rabu, 17 Juni 2009

cerpen

hari hujan dan mendung masih tak mau pergi. air hujan pun sudah mulai membasahi bajuku. ternyata pohon ini tak cukup besar untuk dapat meneduhkanku. di kejauhan kulihat seseorang yang kiranya juga hendak bersembunyi dari hujan. saat dia sampai di depanku, aku hanya menyambutnya dengan tersenyum simpul. hanya sebuah basa basi. sekarang, tempat di bawah pohon ini terasa semakin sempit. tepat saat aku hendak berlari menerobos hujan, terdengar suara berisik dari balik pohon. kutajamkan pandanganku menyusup dalam rimbunnya pepohonan. tubuhlu serasa tak bergeming saat kusadari siapa dua orang tersebut. frisch, pacarku dan vyra, sahabtku. mereka tengah bergandengan tangan dan berniat untuk berteduh. segurat keterkejutan tergambar di wajahnya saat cowok itu menyadari bahwa aku ada disana, begitu pun dengan vyra. mereka segera melepas gandengan tangan mereka.

aku mundur beberapa langkah, tak mengijinkannya menyentuhku. frisch berusaha mengatakan sesuatu tapi sama sekali tak kuhiraukan. dia masih berusaha memberikan pembelaannya tapi aku lalu menggeleng dan mengangkat kedua tanganku sebagai tanda agar dia segera mengunci mulutnya. cowok itu lalu terdiam meskipun tatapan matanya sayu, meminta maaf.

aku tersenyum, menggapai tangannya dan tangan vyra, sahabatku, lalu kupertemukan kedua tangan tersebut. keduanya terlihat shock tapi aku masih tersenyum,
"thanks frisch, kita putus" ucapku parau.
aku berbalik, bisa kurasakan air membasuh tubuhku. kudengar frisch meneriakkan namaku tapi dia sama sekali tidak berusaha mengejarku. bagiku, hal itu sudah merupakan sebuah jawaban. sekali lagi aku menoleh lalu tersenyum, senyum terakhir yang ku punya.

hatiku terasa sesak dan meski aku sudah memutuskan, beban di hatiku tak juga berkurang dan entah mengapa air hujan ini seakan tak menginginkanku untuk dapat tetap berdiri, aku tergelincir dan jatuh. aku mencoba berdiri namun kakiku goyah dan aku terjerembab untuk yang kedua kalinya. ternyata kuasa hati atas pikiranku teramat jauh lebih besar. pelupuk mataku menghangat, di hadapanku terulur sebuah tangan. aku mendongak, cowok yang berteduh bersamaku tadi. cowok itu tersenyum lalu tangisku meledak..
^^

0 komentar: